Tether Ngamuk sama Laporan Deutsche Bank yang Ngeragukan USDT!
Tether: Stablecoin Terbesar yang Menghadapi Tuduhan Stabilitas
Tether, yang merupakan stablecoin terbesar di dunia, telah mengkritik keras laporan terbaru dari Deutsche Bank yang mempertanyakan stabilitas stablecoin dan kondisi keuangan Tether.
Analisis Deutsche Bank
Laporan penelitian yang diterbitkan pada 7 Mei lalu menganalisis 334 mata uang patok dari tahun 1800 dan seterusnya. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya 14% yang bertahan. Para analis kemudian menerapkan analisis mereka pada stablecoin, mengungkapkan kekhawatiran tentang kelas aset ini yang menurut mereka rentan terhadap "turbulensi dan peristiwa pelepasan patokan". "Meskipun beberapa mungkin bertahan, kemungkinan besar sebagian besar akan gagal, terutama karena kurangnya transparansi dalam operasi stablecoin dan kerentanan terhadap sentimen spekulatif," catat laporan tersebut. Penelitian tersebut secara khusus menganalisis runtuhnya stablecoin TerraUSD pada Mei 2022, yang menghapus hampir $45 miliar dari pasar kripto global dalam seminggu. Laporan tersebut menyoroti risiko dan volatilitas yang melekat pada stablecoin, dan menekankan pentingnya peningkatan transparansi dan pengawasan peraturan atas stablecoin.
Kekhawatiran tentang Tether
Deutsche Bank juga menyatakan keprihatinan khusus tentang Tether, mempertanyakan kemampuan keuangan dan pengaruhnya di pasar derivatif kripto. Laporan tersebut mengatakan bahwa 'momen peso Tether' dapat menyebabkan kerugian besar, yang sangat memengaruhi pedagang yang menggunakan leverage dan berdampak pada ekosistem kripto yang lebih luas. Selain itu, survei yang dilakukan bank terhadap lebih dari 3.350 konsumen pada bulan Maret di enam negara menemukan bahwa hanya 18% yang yakin stablecoin akan berkembang, sementara 42% memperkirakan penurunan stablecoin.
Tanggapan Tether
Tether membantah laporan tersebut, mengkritiknya karena kurang "kejelasan dan bukti substansial", dan mengandalkan "pernyataan yang tidak jelas alih-alih analisis yang ketat". Penyedia stablecoin tersebut menegaskan bahwa penelitian itu tidak memberikan data konkret untuk mendukung prediksi penurunan stablecoin.
Q: Apa stablecoin terbesar di dunia?
A: Tether
Q: Siapa yang mempertanyakan stabilitas Tether?
A: Deutsche Bank
Q: Apa yang diungkapkan analisis Deutsche Bank tentang mata uang patok?
A: Hanya 14% yang bertahan dalam jangka panjang
Q: Apa peristiwa yang disoroti Deutsche Bank sebagai risiko bagi stablecoin?
A: Runtuhnya TerraUSD
Q: Apa yang dikhawatirkan Deutsche Bank tentang Tether?
A: Kemampuan keuangan dan pengaruhnya di pasar derivatif kripto
Q: Bagaimana tanggapan Tether atas laporan Deutsche Bank?
A: Membantah laporan tersebut dengan mengkritik kurangnya kejelasan dan bukti substansial