Tether Ajarin soal Blockchain Sampai ke Pantai Gading

Tether Ajarin soal Blockchain Sampai ke Pantai Gading

Tether Bermitra dengan Institut Blockchain Afrika untuk Edukasi Kripto di Pantai Gading

Tether, perusahaan mata uang kripto stabil terkemuka, telah menjalin kerja sama dengan Institut Blockchain Afrika, sebuah lembaga independen berbasis di Rwanda, untuk memperluas program pendidikan kripto ke Pantai Gading.

Menyediakan Pendidikan Blockchain bagi Mahasiswa

Mitra ini akan membawa edukasi blockchain ke siswa melalui lokakarya di lima universitas di negara Afrika Barat tersebut. Universitas-universitas tersebut antara lain Université Félix Houphouët-Boigny, Institut National Polytechnique Félix Houphouët-Boigny, Pigier Business School, Université Alassane Ouattara, dan Université d’Abobo-Adjamé. Inisiatif ini berfokus pada teknologi blockchain dan mata uang kripto, serta kontrak pintar yang sangat penting dalam berbagai sektor, seperti perawatan kesehatan, keuangan, identitas digital, dan manajemen rantai pasokan.

Pendidikan Sebagai Prioritas bagi Tether

Pendidikan merupakan prioritas utama bagi Tether, yang mengoordinasikan program pendidikannya melalui unit Tether Edu. Unit ini diluncurkan pada Februari 2024 untuk memajukan pendidikan blockchain di pasar berkembang di Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah, Asia, Eropa, dan Persemakmuran Negara-negara Merdeka.

Pertumbuhan Pesat Kripto di Afrika

Afrika memiliki komunitas kripto yang besar. Survei oleh KASI Insight pada Juni 2023 menunjukkan bahwa 66% responden di seluruh benua telah mendengar tentang mata uang kripto. Situs pelacakan kepemilikan kripto Triple A memperkirakan ada 44 juta pemilik kripto di Afrika, meskipun masih kecil dibandingkan dengan jumlah global, namun pertumbuhannya signifikan. Meskipun terdapat potensi besar, pasar kripto Afrika juga menghadapi tantangan regulasi. IMF pada tahun 2022 menyoroti perlunya regulasi, dan beberapa negara telah menerapkan kerangka regulasi, sementara ada yang melarang kripto. Binance juga menghadapi kesulitan regulasi di Nigeria. Meski begitu, pasar kripto Afrika secara keseluruhan terus menunjukkan tren positif, itulah sebabnya perusahaan seperti Valour tertarik untuk memanfaatkan potensinya dengan produk aset kripto baru. CEO Tether, Paolo Ardoino, mengomentari pertumbuhan ini, menyatakan bahwa banyak orang di Afrika telah menggunakan kripto dalam kehidupan sehari-hari. "Di Afrika, ada peningkatan yang signifikan dalam minat terhadap mata uang kripto, yang menjadi penting bagi kehidupan sehari-hari banyak penduduk," kata Ardoino. "Tether berkomitmen untuk membekali generasi penerus pemimpin Pantai Gading dan Afrika dengan keterampilan dan pemahaman yang dibutuhkan untuk unggul dalam ekonomi digital."

Q: Apa tujuan kemitraan Tether dan Institut Blockchain Afrika?

A: Untuk memperluas program pendidikan kripto ke Pantai Gading.

Q: Universitas mana saja yang terlibat dalam kemitraan ini?

A: Université Félix Houphouët-Boigny, Institut National Polytechnique Félix Houphouët-Boigny, Pigier Business School, Université Alassane Ouattara, dan Université d’Abobo-Adjamé.

Q: Topik apa yang akan dibahas dalam program pendidikan ini?

A: Teknologi blockchain, mata uang kripto, dan kontrak pintar di berbagai sektor.

Q: Apa unit Tether yang bertanggung jawab dalam mengoordinasikan program pendidikan ini?

A: Tether Edu.

Q: Seberapa besar komunitas kripto di Afrika?

A: 66% responden dalam survei KASI Insight pada Juni 2023 telah mendengar tentang mata uang kripto.

Q: Apa komentar CEO Tether mengenai pertumbuhan kripto di Afrika?

A: "Ada peningkatan yang signifikan dalam minat terhadap mata uang kripto, yang menjadi penting bagi kehidupan sehari-hari banyak penduduk."