Polisi Malaysia Tahan 21 Orang dalam Dugaan Penipuan Kripto yang Menyasar Investor Jepang
Penipuan Kripto Terbongkar, PDRM Tangkap 21 Penipu Incar Warga Jepang
Kronologi Peristiwa
Kepolisian Malaysia (PDRM) telah membongkar sebuah skema penipuan kripto besar-besaran yang menargetkan warga negara Jepang. Pada 19 Agustus lalu, PDRM menangkap 21 individu dalam serangkaian penggerebekan terkoordinasi di dua properti mewah di Kuala Lumpur. Di antara para tersangka termasuk 16 warga negara Tiongkok, seorang wanita dari Laos, seorang penduduk Hong Kong, seorang pria dari Myanmar, dan satu warga negara Malaysia. Skema penipuan tersebut dilakukan dengan meyakinkan para korban untuk berinvestasi dalam peluang kripto palsu melalui platform kencan populer seperti Tinder dan Monsters. Mereka mengarahkan korban untuk berinvestasi menggunakan aplikasi palsu seperti Bitbank dan CoinCheck.
Modus Operasi dan Penyitaan Bukti
Operasi penipuan ini telah aktif selama sekitar sebulan dan dilakukan secara tersembunyi. Menurut polisi, para penipu beroperasi dari bungalow yang terlindung oleh pagar tinggi dan terletak di daerah terpencil untuk menghindari deteksi oleh penegak hukum. Selama penggerebekan, polisi menyita 55 ponsel, 17 komputer, dan berbagai perangkat elektronik lainnya yang digunakan untuk menjalankan operasi penipuan. Tersangka lokal dibebaskan dengan jaminan polisi setelah masa penahanannya berakhir pada 25 Agustus, sementara 20 individu lainnya tetap ditahan.
Penyelidikan dan Peringatan
Pihak berwenang sedang menyelidiki kasus ini berdasarkan Pasal 420 KUHP, yang berkaitan dengan kecurangan dan penipuan. Jumlah pasti aset yang hilang akibat penipuan ini belum dilaporkan. Kasus ini menunjukkan maraknya skema penipuan kripto dan pentingnya kewaspadaan bagi masyarakat. Para pelaku sering memanfaatkan celah keamanan dan kurangnya pengetahuan publik tentang kripto untuk melakukan penipuan. Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati terhadap investasi palsu dan hanya bertransaksi dengan platform dan penyedia layanan yang tepercaya.
Q: Siapa yang menjadi sasaran penipuan kripto yang dibongkar oleh PDRM?
A: Warga negara Jepang.
Q: Berapa banyak individu yang ditangkap dalam penggerebekan?
A: 21 individu.
Q: Dari negara mana saja para tersangka penipu?
A: Tiongkok, Laos, Hong Kong, Myanmar, dan Malaysia.
Q: Bagaimana para penipu mendekati korban?
A: Melalui platform kencan populer seperti Tinder dan Monsters.
Q: Aplikasi palsu apa yang digunakan oleh para penipu untuk mengelabui korban?
A: Bitbank dan CoinCheck.
Q: Berapa lama skema penipuan ini telah berjalan?
A: Sekitar sebulan.
Q: Di mana para penipu mengoperasikan skema mereka?
A: Bungalow terpencil di Kuala Lumpur.
Q: Barang bukti apa yang disita selama penggerebekan?
A: Ponsel, komputer, dan perangkat elektronik lainnya.
Q: Apakah tersangka lokal dibebaskan?
A: Ya, setelah masa penahanannya berakhir.
Q: Apa yang menjadi modus operandi para penipu?
A: Memanfaatkan celah keamanan dan kurangnya pengetahuan publik tentang kripto untuk melakukan penipuan.