Payeer Ketahuan Melanggar Aturan, Didenda Rp180 Miliar!"
Payeer Didenda Rp 169 Miliar Gegara Langgar Sanksi
Sebuah perusahaan kripto asal Lithuania, Payeer, kena denda gede-gedean sebesar €9,3 juta atau sekitar Rp 169 miliar. Hukuman ini dijatuhkan oleh Financial Crimes Investigation Service (FNTT) karena melanggar sanksi.
Langgar Sanksi dan Aturan Anti Pencucian Uang
FNTT menuding Payeer membantu transfer dana ke dan dari bank-bank Rusia yang kena sanksi. Denda €9,3 juta itu terdiri dari €8,2 juta untuk pelanggaran sanksi dan €1,1 juta untuk pelanggaran aturan Anti Pencucian Uang (AML).
213.000 Klien Rusia
Payeer punya sekitar 213.000 klien, kebanyakan dari mereka berasal dari Rusia. FNTT mengatakan, Payeer menyembunyikan identitas klien-klien ini sehingga mereka bisa menghindari pemeriksaan AML saat mentransfer uang. Selain itu, Payeer juga menyediakan layanan pengelolaan akun, penggunaan dompet kripto, dan penitipan untuk individu dan badan hukum di Rusia.
Rekam Jejak Buruk
Pelanggaran Payeer bukan yang pertama kali terjadi di Lithuania. Sebelumnya, sebuah perusahaan bernama Bitfingroup OÜ yang beroperasi dengan nama Payeer juga dicabut lisensinya di Estonia. AS melalui Office of Foreign Assets Control (OFAC) juga pernah memasukkan Payeer ke daftar hitam karena membantu menghindari sanksi di Rusia.
Q: Mengapa Payeer didenda?
A: Karena melanggar sanksi dan aturan Anti Pencucian Uang (AML).
Q: Siapa yang menjatuhkan denda pada Payeer?
A: Financial Crimes Investigation Service (FNTT).
Q: Berapa total denda yang dijatuhkan pada Payeer?
A: €9,3 juta (sekitar Rp 169 miliar).
Q: Apa saja pelanggaran yang dilakukan Payeer?
A: Membantu transfer dana ke dan dari bank-bank Rusia yang kena sanksi, dan menyembunyikan identitas klien untuk menghindari pemeriksaan AML.
Q: Berapa banyak klien Payeer yang berasal dari Rusia?
A: Sekitar 213.000 klien.
Q: Apakah Payeer pernah melakukan pelanggaran serupa sebelumnya?
A: Ya, Payeer pernah kehilangan lisensi di Estonia dan dimasukkan ke daftar hitam oleh OFAC karena membantu menghindari sanksi di Rusia.