Ethereum: Sang Penemu Beri Dukungan Blockchain untuk TikTok
Kompres Gambar Jadi Token NFT, Bisa Hemat Ruang dan Tingkatkan Efisiensi
Vitalik Buterin, pendiri Ethereum (ETH), baru-baru ini membicarakan metode kompresi gambar baru bernama Token for Image Tokenizer (TiTok AI). Metode ini mampu mengecilkan ukuran gambar hingga dapat ditambahkan ke dalam blockchain. Dalam akun media sosial Warpcast miliknya, Buterin menyebut metode ini sebagai cara baru untuk "mengkodekan gambar profil". Ia menambahkan bahwa jika metode ini dapat mengecilkan gambar hingga 320 bit, yang disebutnya "pada dasarnya sebuah hash", maka gambar tersebut akan cukup kecil untuk dimasukkan ke dalam blockchain untuk setiap pengguna. Buterin tertarik pada TiTok AI setelah melihat sebuah kiriman dari seorang peneliti di platform generator gambar AI Leonardo AI. Peneliti tersebut menjelaskan bahwa metode ini dapat membantu orang yang tertarik menginterpretasi ulang detail gambar dengan frekuensi tinggi untuk mengkodekan gambar kompleks menjadi 32 token dengan sukses. Menurut Buterin, metode ini dapat mempermudah pengembang dan kreator untuk membuat gambar profil dan non-fungible token (NFT).
Memecahkan Masalah Tokenisasi Gambar Sebelumnya
TiTok AI, dikembangkan oleh ByteDance (perusahaan induk TikTok) dan University of Munich, digambarkan sebagai kerangka kerja tokenisasi satu dimensi yang inovatif. Metode ini berbeda secara signifikan dari metode dua dimensi yang biasa digunakan. Menurut sebuah makalah penelitian tentang metode tokenisasi gambar, AI memungkinkan TiTok untuk mengecilkan gambar beresolusi 256 x 256 piksel menjadi "32 token berbeda". Makalah tersebut menyoroti masalah yang dihadapi metode tokenisasi gambar sebelumnya, seperti VQGAN. Sebelumnya, tokenisasi gambar memang memungkinkan, tetapi terbatas pada penggunaan "kisi laten 2D dengan faktor downsampling tetap". Tokenisasi 2D tidak dapat mengatasi kesulitan dalam menangani redundansi pada gambar, dan wilayah yang dekat menunjukkan banyak kesamaan. TiTok, yang menggunakan AI, menjanjikan solusi untuk masalah tersebut dengan menggunakan teknologi yang secara efektif menokenkan gambar menjadi urutan laten 1D untuk memberikan "representasi laten yang ringkas" dan menghilangkan redundansi wilayah. Selain itu, strategi tokenisasi ini dapat membantu menyederhanakan penyimpanan gambar pada platform blockchain sekaligus meningkatkan kecepatan pemrosesan secara signifikan. Bahkan, kecepatannya bisa 410 kali lebih cepat dari teknologi saat ini, yang merupakan langkah maju yang besar dalam efisiensi komputasi.
Q: Siapakah yang mengembangkan metode TiTok AI dan siapa yang tertarik dengan metode ini?
A: TiTok AI dikembangkan oleh ByteDance dan University of Munich. Vitalik Buterin, pendiri Ethereum, tertarik dengan metode ini.
Q: Apa manfaat dari metode TiTok AI?
A: TiTok AI dapat mengecilkan ukuran gambar hingga dapat ditambahkan ke dalam blockchain, mempermudah pembuatan gambar profil dan NFT, serta meningkatkan efisiensi penyimpanan dan pemrosesan gambar pada blockchain.
Q: Bagaimana cara kerja TiTok AI?
A: TiTok AI menggunakan AI untuk menokenkan gambar menjadi urutan laten 1D, menghilangkan redundansi wilayah, dan memberikan representasi laten yang ringkas.
Q: Apa masalah yang dihadapi metode tokenisasi gambar sebelumnya?
A: Metode tokenisasi gambar sebelumnya, seperti VQGAN, terbatas pada penggunaan kisi laten 2D dengan faktor downsampling tetap dan tidak dapat mengatasi kesulitan dalam menangani redundansi pada gambar dan wilayah yang dekat menunjukkan banyak kesamaan.
Q: Seberapa cepat TiTok AI dibandingkan dengan teknologi tokenisasi gambar saat ini?
A: TiTok AI dapat memproses gambar 410 kali lebih cepat dari teknologi saat ini, yang merupakan langkah maju yang besar dalam efisiensi komputasi.